Kali ini kita akan membahas film indonesia. Dalam rubik Indo Zone, kita akan membahas tuntas dan me-review film-film Indonesia layak tonton yang pastinya berkualitas. Sebagai permulaan, kita akan ngebahas Jakarta Maghrib.
Jaman sekarang kan banyak banget tuh film Indonesia yang tipenya omnibus (film-film pendek yang disatuin jadi feature film). Ini adalah salah satunya, dan gue bisa jamin ke elo semua kalo film ini sangat layak tonton. Kenapa? Let's get started!
Film Details:
Title : Jakarta Maghrib (2010)
Title : Jakarta Maghrib (2010)
Director : Salman Aristo
Writer : Salman Aristo
Starring : Reza Rahadian, Indra Birowo,Widi Mulia, Asrul Dahlan, Ringo Agus Rahman, Adinia Wirasti
Genre : Drama/Comedy
Sorry, agak susah nyari trailer-trailer film Indonesia, makanya gue kali ini engga mencantumkan trailernya. Anyway, langsung aja. Menurut gue premisenya sangat simpel yaitu : Mengintip kehidupan orang-orang Jakarta disore hari dikala menuju jam-jam maghrib.
Banyak yang menarik dari cerita-cerita pendek yang ada didalamnya, dan akhirnya membuat ini menjadi salah satu film Indonesia terbaik yang pernah gue tonton. Gue beli dvd originalnya, tapi sayang banget engga ada behind the scene-nya, padahal itu salah satu fitur yang gue cari.
Cerita dalam Jakarta Maghrib meliputi beberapa judul diantaranya "Iman cuma ingin Nur","Adzan","Menunggu Aki","Cerita si Ivan", dan yang terakhir "Jalan pintas".
Film ini dibuka dengan cerita yang dibintangi oleh Indra Birowo dan Widi (ab 3). Indra Birowo adalah seorang satpam yang lelah dan pulang ke rumahnya, alih-alih bisa bercengkrama dengan istrinya, ia justru malah kesal dengan banyaknya gangguan.
Setelah cerita Indra Birowo, barulah disambung ke cerita-cerita lain. Gue engga akan ceritain semua ceritanya, karena nanti jatohnya spoiler.
Kalo gue pribadi, gue suka dua cerita yang "Menunggu Aki" dan "Jalan Pintas". Untuk yang "Menunggu aki, ceritanya simpel banget. Mengenai tetangga-tetangga yang menunggu tukang nasi goreng bernama "Aki".
Ceritanya simpel dan sekilas terdengar tidak menarik. Tapi waktu nonton filmnya, jujur gue harus mengacungi jempol. Layaknya film-film Alfonso Cuaron yang suka mengambil take yang panjang, di sini Salman Aristo juga mencoba menyederhanakan scene menjadi sebuah take panjang yang efektif dan tetap menarik.
Sekitar 20menit (kira-kira), scene berjalan dengan mulus meski hanya mengandalkan "Sekali take". Keputusan itu harus gue acungi jempol, karena menurut gue walaupun engga banyak shot, tapi justru segmen itu yang paling "nyampe ceritanya".
Lalu ada juga segmen terakhir, dimana Reza Rahadian dan Ardinia Wirasti berhasil menyampaikan intrik cerita meski hanya dari percakapan dalam mobil. Tapi harus gue akui, percakapannya terlihat sangat intens, natural, dan yang paling penting : berhasil menghidupkan cerita.
In the end, this film can make me realize how the "little things" could be an interesting story. Great job Salman Aristo!
Cerita dalam Jakarta Maghrib meliputi beberapa judul diantaranya "Iman cuma ingin Nur","Adzan","Menunggu Aki","Cerita si Ivan", dan yang terakhir "Jalan pintas".
Film ini dibuka dengan cerita yang dibintangi oleh Indra Birowo dan Widi (ab 3). Indra Birowo adalah seorang satpam yang lelah dan pulang ke rumahnya, alih-alih bisa bercengkrama dengan istrinya, ia justru malah kesal dengan banyaknya gangguan.
Setelah cerita Indra Birowo, barulah disambung ke cerita-cerita lain. Gue engga akan ceritain semua ceritanya, karena nanti jatohnya spoiler.
Kalo gue pribadi, gue suka dua cerita yang "Menunggu Aki" dan "Jalan Pintas". Untuk yang "Menunggu aki, ceritanya simpel banget. Mengenai tetangga-tetangga yang menunggu tukang nasi goreng bernama "Aki".
Ceritanya simpel dan sekilas terdengar tidak menarik. Tapi waktu nonton filmnya, jujur gue harus mengacungi jempol. Layaknya film-film Alfonso Cuaron yang suka mengambil take yang panjang, di sini Salman Aristo juga mencoba menyederhanakan scene menjadi sebuah take panjang yang efektif dan tetap menarik.
Sekitar 20menit (kira-kira), scene berjalan dengan mulus meski hanya mengandalkan "Sekali take". Keputusan itu harus gue acungi jempol, karena menurut gue walaupun engga banyak shot, tapi justru segmen itu yang paling "nyampe ceritanya".
Lalu ada juga segmen terakhir, dimana Reza Rahadian dan Ardinia Wirasti berhasil menyampaikan intrik cerita meski hanya dari percakapan dalam mobil. Tapi harus gue akui, percakapannya terlihat sangat intens, natural, dan yang paling penting : berhasil menghidupkan cerita.
In the end, this film can make me realize how the "little things" could be an interesting story. Great job Salman Aristo!
Best moment in my opinion : The long take in "menunggu aki", and the couple that constantly argueing each other in the car.
Person of Interest : The director
Kritikus jinak rating : 7.9/10
Conclusion : Im sure you will realize, how the small talk could be an interesting object to be filmed. And i have to say, it was quite interesting actually.
words by Di Ario
No comments:
Post a Comment